Meganthropus adalah nama yang biasa diberikan pada beberapa fragmen rahang dan tengkorak besar yang ditemukan di situs Sangiran dekat Surakarta di Jawa Tengah, Indonesia. Nama ilmiah asli adalah Meganthropus palaeojavanicus, dan sementara itu umumnya dianggap tidak valid hari ini, nama genus telah bertahan sebagai sesuatu dari julukan informal untuk fosil.
Pada 2005, taksonomi dan filogeni untuk spesimen masih belum pasti, meskipun sebagian besar ahli paleoantropologi menganggapnya terkait dengan Homo erectus. Namun, nama Homo palaeojavanicus dan bahkan Australopithecus palaeojavanicus kadang-kadang digunakan juga, yang menunjukkan ketidakpastian klasifikasi. Yang menarik adalah bahwa temuan itu kadang-kadang dianggap sebagai temuan raksasa, meskipun itu tidak berdasar.
Meganthropus Paleojavanicus
Setelah penemuan tengkorak yang kuat di Swartkrans pada tahun 1948, nama Meganthropus africanus diterapkan secara singkat. Namun, spesimen itu sekarang secara resmi dikenal sebagai Paranthropus robustus dan nama sebelumnya adalah sinonim junior.
Beberapa temuan ini disertai dengan bukti penggunaan alat yang mirip dengan Homo erectus. Ini adalah alasan mengapa Meganthropus sering dikaitkan dengan spesies itu sebagai H. e. palaeojavanicus.
Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:
Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah “Manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau Jawa”. Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun yang lalu.
Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, pada masa Paleolithikum atau Zaman Batu Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba lainnya.
Copyright 2019 - Education WordPress Theme.