Apa yang dimaksud dengan Nekara

Perkembangan kebudayaan saat ini tidak terlepas dari perkembangan kebudayaan yang ada pada masa lalu. Kebudayaan Dong Son yang berkembang di wilayah Vietnam telah memberi pengaruh besar pada perkembangan kebudayaan di wilayah Asia pada zaman Perunggu. Salah satu peninggalan perunggu dari kebudayaan Dong Son adalah peninggalan berupa Dong Son drum atau dikenal dengan istilah Nekara di wilayah Indonesia. Nekara yang berbentuk seperti drum memiliki berbagai fungsi yang disesuaikan dengan adat dan tradisi dari masing-masing wilayah.

Beberapa fungsi utama dari nekara antara lain adalah sebagai alat musik yang digunakan pada upacara pemanggil hujan, upacara pernikahan, upacara pemakaman, dsb. Selain itu, di beberapa wilayah tertentu, nekara juga digunakan sebagai peti untuk menyimpan jenazah atau mausoleum dan juga berfungsi sebagai simbol kekuatan bagi pemimpin atau kepala suku. Motif yang digambarkan pada nekara juga memiliki arti simbolik atau representasi khusus sesuai dengan fungsi dari nekara tersebut. Artikel menjelaskan latar belakang dan fungsi yang lebih spesifik dari nekara sehingga pembaca dapat mengetahui lebih detail mengenai kebudayaan Dong Son dan peninggalannya yang khas, yaitu Nekara.

Nekara’ adalah gendang perunggu berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara diberi bermacam-macam hiasan dengan motif binatang, seperti katak, gajah, kuda, rusa, harimau, burung, dan merak.[1] Benda budaya ini berasal dari zaman perunggu atau zaman logam. Pada zamannya, nekara dianggap benda suci yang berfungsi sebagai benda upacara, mas kawin, dll. Tempat penemuan nekara Jawa, Bali, Sumatera, Roti, Selayar, Kepulauan Kei. Nekara yang kecil diberi nama Moko atau Mako (Ditemukan di Alor).

Dong Son drum atau disebut juga Heger Type I drums, atau juga disebut sebagai Nekara dalam bahasa Indonesia, merupakan gendang atau drum yang terbuat dari perunggu dan merupakan salah satu peninggalan penting dari kebudayaan Dong Son. Benda ini diperkirakan diciptakan sekitar 600 tahun sebelum Masehi hingga abad ke-3 sesudah Masehi; berbentuk seperti dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa logam atau perunggu. Nekara merupakan salah satu bukti karya terbaik dari pengolahan logam pada kebudayaan Dong Son.

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, kebudayaan Dong Son erat kaitannya dengan teknik pengolahan perunggu, yaitu metode lost-wax atau cire perdue. Pembuatan Nekara juga dibuat dengan teknik tersebut. Dengan wujud fisik setinggi kurang lebih satu meter dan berat lebih dari 1000 kilogram, nekara terbukti merupakan salah satu benda peninggalan zaman perunggu yang menunjukkan majunya peradaban bangsa tersebut pada zamannya. Berikut adalah contoh gambar nekara.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog, mereka menemukan bahwa nekara awal terkait erat dengan penampilan struktur dasar dari desain dekoratif keramik pada kebudayaan Phung Nguyen. Walaupun masih belum dapat dipastikan apakah fungsi sebenarnya dari nekara tersebut bagi masyarakatnya, namun ada beberapa pendapat mengenai tujuan dibuatnya nekara ini.

Beberapa pendapat yang ada antara lain, diperkirakan benda ini dibuat untuk tujuan upacara keagamaan, digunakan untuk berpawai mengantar para pria ke medan perang, atau untuk penggunaan pada berbagai aktivitas lainnya dengan tujuan yang hampir mirip. Ada juga teori lainnya yang menyatakan bahwa kegunaan dari nekara tersebut kemungkinan adalah sebagai kalender musiman bagi masyarakat lokal, dikarenakan adanya tanda panah yang diukir pada benda tersebut.

Namun hasil penelitian menemukan bahwa nekara rupanya berfungsi baik sebagai alat musik, maupun sebagai obyek ritual keagamaan. Nekara ini didekorasi oleh pola geometris, berbagai gambaran kisah kehidupan dan perang, hewan dan burung, juga kapal. Hal lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah, fungsi nekara sebagai objek tukar atau alat barter dan sebagai benda pusaka bagi masyarakat Dong Son. Pengaruh budaya ini tersebar di berbagai wilayah dari Indonesia bagian timur (Jawa dan Bali) hingga Vietnam dan wilayah Cina Selatan, sehingga lebih dari 200 buah nekara ditemukan walaupun dengan sebutan dan nilai yang berbeda-beda dari masing-masing budaya.

Nekara yang terbuat dari perunggu ini tersebar di wilayah Yunnan kuno, Guizhou, Guangxi, Guangdong, Hainan, Hunan, Chongqing, Sichuan di Cina, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Penemuan pertama dari objek drum ini terdata pada tahun 1976, dan diperkirakan telah ada sejak 2700 tahun yang lalu di Wangjiaba di Yunnan Chuxiong Yi Autonomous Prefecture Cina. Drum tersebut dikategorikan sebagai drum atau nekara Yue terbesar dan terberat bersama dengan Dong Son drum, dan Dian drum.

Penemuan nekara di wilayah New Guinea membuktikan adanya pertukaran budaya sejak ribuan tahun yang lalu, khususnya dari wilayah tersebut hingga masyarakat wilayah Jawa dan Cina. Pada tahun 1902, 165 buah koleksi nekara yang terbuat dari perunggu dipublikasikan oleh F. Heger, ia membagi kategori nekara tersebut menjadi empat tipe. Gambar 4 menunjukkan wilayah persebaran berbagai tipe Dong Son drums.

Nekara-nekara yang ditemukan umumnya memiliki wujud atau bentuk yang mirip dan terbagi simetris menjadi 3 bagian, yaitu bagian tabung (barrel)–atas, bagian tubuh–tengah, dan bagian kaki– bawah. Pola yang ada pada nekara digambarkan dengan gaya realistik dan menggambarkan bentuk tiruan rumah, orang menari, orang yang sedang menumbuk padi, memukul gendang dan juga orang yang sedang berlayar, bersama dengan gambar binatang dan burung. Setiap kisah memberikan gambaran kehidupan masyarakat Vietnam pada masa lalu. setiap kisah tersebut juga membuktikan bakat dan kreativitas yang tinggi dari masyarakatnya. Gambar berikut adalah contoh pola nekara

Selain beberapa fungsi yang sempat disinggung sebelumnya, para peneliti juga menemukan beberapa fungsi khusus dari nekara. Fungsi nekara tersebut berbeda- beda terkait dengan situasi dan latar belakang dari masing-masing wilayah atau negara. Umumnya nekara digunakan sebagai alat musik di dalam upacara atau festival yang bersifat sakral, misalnya dalam upacara pemanggil hujan, untuk perayaan atau upacara panen, untuk mendukung upacara pernikahan dan upacara pemakaman, juga digunakan sebagai sarana bunyi-bunyian untuk memberi perintah kepada pasukan perang. Selain sebagai alat musik, nekara juga digunakan sebagai obyek untuk pemakaman atau sebagai mausoleum, dan juga sebagai lambang kekuatan bagi kepala suku atau pemimpinnya

Di wilayah Indonesia, nekara yang mendapat pengaruh dari kebudayaan Dong Son disebut sebagai nekara hujan, karena fungsinya memang lebih diutamakan sebagai alat musik khusus untuk upacara memanggil hujan. Motif-motif yang dijumpai pada nekara tersebut banyak menampilkan dukun atau syaman yang terkadang menyamar sebagai binatang bertanduk. Motif-motif tersebut menunjukkan adanya pengaruh Cina, atau lebih jauh lagi mendapat pengaruh masyarakat kawasan stepa.

Apabila bentuk ini melambangkan perburuan, maka ada juga motif atau pola khusus yang menunjukkan kegiatan pertanian, yaitu pola bergambar matahari dan katak yang merupakan perlambangan dari air. Nekara sendiri juga sering dikaitkan dengan siklus pertanian. Di dalam upacara memanggil hujan, nekara dipercaya memiliki pengaruh gaib, sehingga ketika ditabuh dapat menimbulkan bunyi petir yang berkaitan dengan datangnya hujan.

Sedangkan untuk beberapa motif nekara yang biasa digunakan untuk upacara pemakaman, dapat terlihat motif yang digunakan berbeda dengan motif nekara yang biasa digunakan untuk upacara pemanggil hujan. Pada nekara yang digunakan untuk upacara pemakaman, motif yang digunakan adalah motif perahu yang dipenuhi oleh orang yang berpakaian dan bertutup kepala dari bulu burung.

Motif tersebut diperkirakan menggambarkan arwah orang yang sudah mati sedang berlayar menuju surga yang terletak di suatu tempat di kaki langit sebelah timur lautan luas. Pada masa lalu, jiwa sering digambarkan dengan burung. Hal tersebut mungkin masih berlanjut hingga sekarang oleh kaum syaman.

Scroll to Top