Contoh Soal dan Pembahasan Virologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, virologi adalah ilmu tentang seluk-beluk kehidupan virus, berikut ini adalah contoh soal dan pembahasan virologi. Semoga saja contoh soal dan pembahasan tentang virologi ini bermanfaat banyak.

Soal No. 1). Apa pengertian dari virologi?

Jawaban: Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme, terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.

Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.

Soal No. 2). Apakah manfaat dan peranan virologi

Jawaban: Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara ekonomi.

Soal No. 3). Sebutkan 10 sifat khusus virus!

Jawaban:

  • Bahan genetik virus terdiri dari DNA atau RNA, sehingga tidak terdiri dari kedua jenis asam nukleat sekaligus
  • Struktur dari virus relatif sangat sederhana, yakni terdiri dari pembungkus yang mengelilingi asam nukleat (DNA/RNA ) itu dari bahan Protein yang kemudian disebut kapsid
  • Virus mengadakan reproduksi hanya dalam sel hidup, yakni dalam sitoplasma, dalam nukleus atau di dalam keduanya dan tidak mengadakan kegiatan reproduksi jika berada di luar sel hidup
  • Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan karena konsep membelah diri adalah dibelah jadi dua dengan menggunakan materi sendiri , sedang Virus meskipun DNA nya bisa meriplikasi tetapi tetap harus mencari protein untuk membuat kapsid
  • Partikel virus baru dibentuk dengan suatu proses biosintesis majemuk yang dimulai dari pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung dan komponen asam nukleat infektif ( Asembling /Perakitan)
  • Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim sel hospesnya, sehingga selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus ( Eklipase / Sintesis / Proliferase)
  • Virus menginfeksi sel menggunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolisme mendapatkan protein untuk kaopsidnya
  • Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel hospes tidak lama sebelum dibebaskan / Lisis
  • Selama dalam proses pembebasan, bebrapa partikel virus mendapatkan selubung luar yang mengandung protein /glikoprotein / Lipid dan bahan lain yang sebagain besar berasal dari dalam sel hospes
  • Partikel virus lengkap dinamakan virion dan dari inti asam nukleat yang dikelilingi lapisan protein yang bersifat antigenik yang disebut dengan kapsid

Soal No. 4). Sebutkan 5 tahap replikasi virus!

Jawaban:

a. Adsorpsi
b. Penetrasi sel inang
c. Eklipase
d. Asembling (Pembentukan virus baru)
e. Lisis (Pemecahan sel inang)

Soal No. 5). Jelaskan mengenai sejarah virologi!

Jawaban:

Pada pertengahan abad ke 19, eksistensi dunia mikroba dalam bentuk bakteri, jamur dan protozoa telah mampu di-buktikan. Pada masa tersebut, pemakaian postulat Koch yang menyatakan bahwa suatu penyebab penyakit harus :

a. Dapat ditemukan pada lesi penyakit
b. Dapat dibuat biakan murni,
c. Menimbulkan penyakit yang sama jika diinokulasikan pada pejamunya,
d. Dapat diisolasi kembali dari lesi eksperimental tersebut, telah secara luas diterima ilmuwan sebagai dogma.

Pada periode tersebut, Jacob Henle mengajukan hipotesis bahwa di dunia ini terdapat makhluk yang sangat kecil dan tidak mampu diamati dengan mikroskop biasa serta mampu menyebabkan penyakit; tetapi karena tiadanya bukti-bukti ilmiah yang meyakinkan, hipotesis ini banyak sekali ditentang.

Pada akhir abad ke 19, Adolf Mayer dan Dimitri Ivanofsky berhasil menginfeksi tembakau sehat dengan filtrat tembakau sakit yang telah dilewatkan pada saringan yang mampu menahan bakteri. Walaupun demikian mereka tidak menyimpulkan bahwa etiologi penyakit tersebut adalah organisma yang lebih kecil dari bakteri. Bukti awal bahwa etiologi penyakit tersebut merupakan organisma submikroskopik dideskripsikan oleh Martinus Bei-jerinck.

Beijerinck membuktikan bahwa infektifitas etiologi penyakit mosaik tembakau yang telah berulang kali diencerkan akan meningkat kembali jika dipasasi pada tanaman hidup. Bukti ini diperkuat dengan Felix Herelle tentang titrasi virus bakteri dengan cara esai plaque pada tahun 1917 dan keberhasilan memvisualisasikan virion dengan mikroskop elektron pada tahun 1939.

Pada tahun 1947, Seymour Cohen dan kawan melakukan penelitian tentang infeksi bakteriofaga pada sintesis DNA dan RNA. Cohen menemukan bahwa terjadi perubahan dramatik pada inetabolisme RNA, DNA dan protein pada sel pejamu yang terinfeksi virus. Penelitian ini menunjukkan bahwa infeksi virus mampu menimbulkan tatanan baru dalam sintesa makromolekul oleh set pejamu. Pada periode yang hampir bersamaan ditemukan teknologi pembiakan virus pada biakan sel sebagai pengganti binatang hidup dan telur berembrio.

Temuan ini memung-kinkan pengendalian variabel penelitian lebih baik. Temuan dalam bentuk teknologi dan bahan serta ide yang dikem-bangkan daripadanya terbukti berdampak luas, misalnya saja dalam hal pembuatan vaksin. Jika antara tahun 1798-1949, semua vaksin dibuat dalam telur berembrio, setelah periode tersebut banyak vaksin dibuat dalarn biakan sel dengan scaling up yang lebih efisien dan efek samping vaksin yang lebih kecil.

Pada sisi lain, pemakaian biakan sel memungkinkan virus V dapat dipakai sebagai pelacak untuk mengetahui berbagai fenomena biologis. Dengan menggunakan sel yang diinfeksi oleh virus, dapat diketahui lebih jauh bagaimana pemrosesan pascatranlasi protein, baik berupa pemecahan atau peng-gabungan, penambahan gugus karbohidrat ataupun terjadinya fosforilasi. Dengan kata lain, banyak pengetahuan tentang inetabolisme sel baik yang normal maupun yang tidak normal berasal dari penelitian interaksi virus dan sel dan dengan dasar itu pula terbuka kemungkinan untuk merekayasa fungsi sel.

Scroll to Top