Apa Yang Dimaksud Dengan Kohesi Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
Apa Yang Dimaksud Dengan Kohesi Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia:
Perbedaan antara kohesi dan koherensi pada sesuatu yang terpadu atau yang berpadu. Pada kohesi, yang terpadu adalah unsur unsur lahiriah teks, termasuk struktur lahir tata bahasa. Apakah yang dimaksud dengan kohesi dalam pelajaran bahasa indonesia ? Kohesi gramatikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan tata bahasa. Kohesi leksikal artinya kepaduan bentuk sesuai dengan kata. Kohesi leksikal, yaitu efek kohesif yang dicapai melalui pemilihan kosakata.
Koheren akan terbentuk dalam suatu paragraf jika tercipta kohesi dalam paragraf yang bersangkutan. Koheren adalah pertalian atau hubungan, jika dalam suatu paragraf atau wacana terdapat kohesi maka harus ada koherennya sehingga wacana tersebut bisa dibaca dengan baik. Koheren adalah hal yang penting dalam suatu wacana.
Pengertian kohesi ialah keserasian hubungan antar posisi dalam menyatakan unsur unsur semantik dan gramatikal secara eksplisit dalam kalimat kalimat wacana. Keserasian tersebut membuat sebuah wacana bersifat kohesif. Pembentukan kohesi berasal dari alat bahasa yang bernama “Pemarkah Kohesi (Cohesive Marker)”, seperti kata yang diulang, pronomina (kata ganti), konjungsi (kata sambung), dan demonstrative (kata tunjuk).
Contoh Kohesi
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
Paragraf di atas mengemukakan satu gagasan utama, yaitu mengenai masalah naik turunnya produksi beras Indonesia. Dengan demikian koherensi kalimat tersebut sudah terpenuhi, namun paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kohesivitas yang baik sehingga gagasan tersebut sulit dipahami. Paragraf tersebut perlu diperbaiki, misalnya dengan memberikan kata perangkai seperti berikut ini.
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.